Wednesday, June 1, 2011

Syariat

 

SYARIAT ialah amalan-amalan lahir yang diperintahkan kepada umat Islam baik wajib maupun sunat. Dan apa saja yang dilarang baik yang haram atau makruh termasuk juga amalan-amalan yang kedudukannya mubah.

Syariat lahir terbagi dua :

1. Hablumminallah

2. Hablumminannas

Hablumminallah ialah amalan-amalan yang termasuk persoalan ibadah. Contohnya solat, puasa, zakat, haji, baca Al Quran, doa, zikir, tahlil, selawat dan lain-lain.

Hablumminannas ialah amalan-amalan lahir kita yang termasuk dalam bidang-bidang muamalat (kerja-kerja yang ada hubungannya dengan masyarakat), munakahat (persoalan kekeluargaan) dan jenayah serta tarbiah Islamiah, soal-soal siasah, fisabilillah, jihad dan persoalan alam beserta isinya.

Sedangkan HAKIKAT ialah amalan batin yang diperintahkan ataupun yang dilarang oleh Allah SWT kepada umat Islam. Amalan yang diperintahkan, dikenal sebagai sifat mahmudah (sifat-sifat terpuji) dan yang dilarang ialah sifat mazmumah (sifat-sifat terkeji).

Hakikat juga terbagi dua :

1. Berakhlak dengan Allah

2. Berakhlak dengan manusia

Bentuk-bentuk akhlak dengan Allah di antaranya ialah :

Mengenal Allah dengan yakin

Merasakan kehebatan Allah

Merasa gentar dengan Neraka Allah

Merasa senantiasa diawasi oleh Allah

Merasa hina diri dan malu dengan Allah

Merasa redha terhadap setiap takdir dan ketentuan Allah SWT

Sabar dengan berbagai ujian Allah

Mensyukuri nikmat-nikmat pemberian Allah

Mencintai Allah

Merasa takut pada Allah atas kelalaian dan dosa-dosa

Tawakal kepada Allah

Merasa harap pada rahmat Allah

Rindu pada Allah

Senantiasa mengingat Allah

Rindu pada syurga Allah karena ingin bertemu dengan-Nya

Bentuk-bentuk akhlak kepada manusia :

Mengasihinya sebagaimana kita mengasihi diri kita sendiri

Merasa gembira di atas kegembiraannya dan turut berdukacita karena kedukacitaannya

Menginginkan kebahagiaan untuknya di samping berharap agar musibah menjauhinya

Benci pada kejahatannya tetapi kasihan pada dirinya hingga timbul perasaan untuk menasehatinya

Pemurah padanya

Bertenggang rasa dengannya

Mengenang jasanya dan berusaha membalasnya karena Allah

Memaafkan kesalahannya dan sanggup meminta maaf atas kesalahan padanya

Kebaikannya disanjung dan diikuti, kejahatannya dinasehati dan dirahasiakan. Lapang dada berhadapan dengan macam-

macam manusia

Bersikap baik sangka kepada sesama orang Islam

Tawadhuk dengan sesama manusia

Keduanya, syariat dan hakikat adalah perkara yang sangat penting untuk membentuk pribadi yang benar-benar bertakwa dan terlepas dari sifat-sifat munafik.

Kita wajib mengamalkan keduanya secara serentak dan seiring. Namun mesti diakui bahwa tidak mudah bagi kita untuk mengamalkannya.

Allah SWT menjelaskan hal itu dengan firman-Nya dalam surah Al Baqarah :

Terjemahannya : Mintalah bantuan dalam urusanmu dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu adalah sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa kepada-Nya lah mereka akan kembali. (Al Baqarah : 45)

Allah SWT mengatakan untuk menjadi orang yang sabar itu susah dan untuk menjadi orang-orang yang tetap mengerjakan shalat itu juga susah. Maknanya amalan lahir dan batin itu memang susah untuk diamalkan. Tetapi hal itu menjadi mudah bila kita dapat memiliki sesuatu yang lebih penting dari keduanya yaitu rasa khusyuk dengan Allah (rasa diawasi Allah setiap masa), yakni yakin dengan pertemuan dan pengembalian diri ke hadirat Allah SWT di akhirat nanti.

Dari situ kita akan faham bahwa di antara amalan lahir dan batin, yang mesti diberatkan dan didahulukan pada diri kita ialah amalan batin. Kita berusaha dulu mendapatkan rasa khusyuk atau yakin akan kewujudan Allah serta pertemuan kembali kita dengan-Nya di satu hari nanti, barulah kita akan memiliki kekuatan untuk mengamalkan syariat dan hakikat.

Tanpa rasa khusyuk itu, kita tidak akan dapat mengalahkan hawa nafsu dan syaitan yang senantiasa bersungguh-sungguh mengajak kita mendurhakai Allah.

Itulah panduan kita untuk memperjuangkan Islam dalam diri kita. Yang mesti didahulukan ialah berusaha supaya hati kita berubah, dari hati yang tidak kenal Allah kepada hati yang khusyuk dan cinta kepada Allah. Dari hati yang lalai kepada hati yang senantiasa mengingat Allah.

Bila hati sudah cinta pada Allah, kita akan merasa ringan dalam menerima dan mengamalkan syariat Allah lahir dan batin

[tweetmeme only_single="false"]