Thursday, December 23, 2010

Tauladan Untuk Suami Isteri Yang Selalu Gaduh Gaduh

 

Sepasang suami istri yang sudah menikah selama 7 tahun dan memiliki 3
orang anak, terlibat dalam sebuah pertengkaran hebat.

Begitu hebatnya pertengkaran mereka, sampai akhirnya mereka memutuskan
untuk bercerai, mengakhiri kehidupan rumah tangga mereka secepat

mungkin.

Mereka menemui seorang peguam, untuk melangsungkan perundingan pembagian
harta diantara mereka, perundingan berlangsung lancar, namun akhirnya
sebagian besar masalah terselesaikan, baik tanah, rumah, dan semua aset
harta mereka dapat dibagi dan mencapai kepuasan kedua belah pihak.

Hanya satu hal tidak ditemukan jalan keluarnya, yaitu mengenai pembagian
anak [jangan lupa anak mereka tiga orang], baik si suami maupun si istri
sama sama ingin mengasuh 2 anak, tidak ada yang mau mengalah, dan anak
tidak mungkin dibelah dua seperti pada Zaman Sulaiman dulu.

Akhirnya mereka menemui seorang tokoh agama, meminta nasehat bagaimana
jalan keluar yang harus ditempuh.

Sang Imam akhirnya memberika jalan keluar yang bijak, yaitu mereka
diminta menunda perceraiannya selama satu tahun, mereka harus menambah
satu orang anak selama satu tahun, bila Tuhan mengizinkan perceraian
mereka, Tuhan akan memberikan tambahan satu anak, total menjadi 4 anak,
sehingga mudah untuk dibagi diantara mereka berdua.

Karena si suami dan si istri sangat serius untuk bercerai, mereka
berusaha keras untuk menambah anak, dan akhirnya mereka berhasil.

Setahun kemudian, ketika Sang Imam berjalan jalan, beliau bertemu dengan
pasangan suami istri ini, sedang bergandengan tangan dengan mesra,
sehingga Sang Imam bertanya, : "Apakah Kalian tidak berhasil menambah
anak sehingga kalian batal bercerai?".

Sang Suami lalu menjawab : "Tuhan maha pengasih, Dia memberikan kami
tambahan anak, tapi sekaligus juga memberikan isyarat agar kami saling
memaafkan dan saling mengasihi, kami memutuskan untuk tidak bercerai".

"Bagaimana Tuhan memberikan isyaratNya?", tanya Sang Imam.

"Tuhan memberikan kami tambahan anak, bukan satu anak, tapi dua anak,
anak kembar !!".

Beberapa hikmah:

1. Menunda tindakan negatif sering bermanfaat, apalagi ketika seseorang
sedang dikuasai emosi. Ada baiknya jika kita sedang marah kita menunda
sesuatu yang ingin kita lakukan. Betapa banyak penghuni penjara yang
menyesal: mengapa ketika marah memukuli istri/anak/dsb sampai tewas....

2. Mampu mengendalikan marah [emosi] adalah kunci kebaikan, sehingga
nabi saw menekankan laa taghdhab [jangan marah] kepada sahabatnya.

3. Kisah diatas menunjukkan kasih sayang Allah, tetapi ada yang lebih
baik daripada kisah diatas yaitu pasangan suami isteri yang selalu
berhasil meredam pertengkaran mereka. Mungkin keluar rumah meninggalkan
isteri/suami yang marah untuk sebentar kemudian kembali membawa buah
tangan/peralatan baru kesukaannya akan membuatnya tersenyum, meminta
maaf dan berfikir betapa baiknya suaminya/isterinya.

4. Pertengkaran itu lumrah rumah tangga. Dengan pertengkaranlah
keharmonisan semakin terasa nikmat. Orang bijaksana akan menikmati
pertengkaran dan masa-masa setelahnya dengan tetap mengendalikan suasana
agar tidak sampai keluar dari sunnah Nabi saw. Karena pertengkaran itu
seperti api: sedikitnya bermanfaat tetapi besar dan luasnya
membinasakan.
....sampaikanlah ilmu walaupun hanya satu ayat...... ....muhasabahlah diri sendiri sebelum muhasabah diri orang lain...........

[tweetmeme only_single="false"]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...