Saat kita ditanya, apakah kita ingin memperbaiki diri, kita pasti menjawab iya. Kita ingin menjadi lebih baik, lebih bahagia, lebih sihat, lebih kaya, lebih soleh, pokoknya lebihlah. Tetapi apa yang terjadi?
Dari beberapa survey, orang yang menuliskan tujuannya masih dibawah 5%, padahal tujuan merupakan arah saat kita akan menuju keadaan yang lebih baik. Tujuan seperti peta disaat Anda melakukan perjalanan jauh.
Adalah terlalu sombong jika kita merasa bahwa kita mampu berjalan sepanjang puluhan tahun ke depan, tanpa petunjuk yang jelas. Padahal ketidak pastian begitu banyak didepan kita, ibarat jalan yang bercabang yang bisa membingungkan kita saat kita menempuh perjalanan.
Suatu peta akan bermanfaat saat kita tahu posisi kita. Peta menjadi tidak berguna jika kita tidak mengetahui posisi kita. Jadi kita harus tahu ada dimana dan kita akan kemana, yang akan membuat perjalanan kita makin lancar dan jelas serta cepat.
Mengetahui posisi diri tiada lain adalah mengenal diri sendiri. Baik mengenal kecerdasan Anda, bakat, hobi, watak atau sikap dominan Anda, dan tidak lupa lingkungan terdekat kita. Sebenarnya masih banyak aspek yang perlu kita kenali, semakin banyak yang kita kenali tentang diri sendiri akan semakin baik.
Kita akan melihat, dengan mengenal diri sendiri kita akan sedar akan segala keterbatasan kita dihadapan Allah sehingga membuat kita tidak menjadi orang yang takabur. Di sisi lain kita juga akan sedar bahwa Allah telah memberikan potensi yang tak terhingga pada diri kita untuk mengarungi kehidupan di dunia ini.
Setelah kita mengenal potensi diri kita, kemudian kita akan mengoptimalkan potensi yang kita miliki. Selain itu kita pun akan tahu potensi apa saja yang belum muncul sehingga kita akan terus menggali berbagai potensi yang belum nampak tersebut. Jika dua hal ini kita lakukan, kita akan menjadi manusia yang bermanfaat di muka bumi ini, insya Allah.
Dengan mengenal diri sendiri kitapun lebih mudah untuk melakukan berbagai perbaikan pada diri sendiri. Kita akan tahu apa yang kurang dan apa yang sudah cukup. Kita akan melakukan perbaikan lebih terarah dan efektif. Perbaikan diri kita pada berbagai aspek bukan hanya untuk mempersiapkan bekal hari esok, termasuk bekal kita di hari akhir nanti.
Mulailah bertafakur tentang diri kita, analisa berbagai aspek tentang kita sedalam dan sejelas mungkin, sehingga kita mengenal siapa kita. Manfaatkan nasihat dan kritik orang lain sebagai umpan balik untuk melihat kekurangan kita. Ketimbang tersinggung dengan ejekan dan kritikan, akan lebih baik jika kita malah mengambil manfaatnya. Kadang ejekan dari musuh lebih jujur dari pada pujian seorang teman. Tapi bukan bererti kita harus punya musuh.