Larangan-Larangan Yang Diabaikan:
Memakan Sesuatu Yang Haram
Orang-orang yang tidak takut kepada Allah, tidak peduli dari mana hartanya diperolehinya, dan untuk apa ia digunakan, bahkan cita-citanya hanya mengumpulkan dan memburu harta, meskipun keji dan haram, sama ada dengan cara mencuri, menerima rasuah, merampas, pemalsuan, menjual barang yang haram, mengambil riba dan memakan harta anak yatim. Atau menerima upah pekerjaan yang haram, seperti: bomoh, maksiat, menyanyi, memanipulasi baitul mal kaum muslimin dan hak milik awam, mengambil hak milik orang lain dengan cara paksa, atau meminta-minta tanpa ada hajat yang mendesak dan yang semisalnya. Kemudian dari hasil itu semua ia makan, berpakaian, memiliki kenderaan, mendirikan atau menyewa rumah, membeli perabut rumah dan mengisi perutnya dengan barang haram, sedangkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
"Setiap daging yang tumbuh dari makanan haram, maka neraka lebih utama baginya." [Ath-Thabrani (al-Kabir 19/136). Lihat Sahih al-Jami' (4495)]
Pada hari kiamat, akan diminta bertanggungjawab tentang hartanya, dari mana didapatinya dan kemana dipergunakannya. Dan di sanalah kebinasaan dan kerugian. Maka siapa yang masih tersisa padanya harta yang haram, hendaklah segera melepaskannya. Jika harta itu milik manusia, segeralah mengembalikannya serta meminta maaf sebelum datang suatu hari di mana dinar dan dirham tidak berguna lagi sebagai alat tukar-menukar, akan tetapi yang berguna ialah pahala dan dosa.